Sebuah bahasa memilki, cerminan dari budaya dan sebuah bahasa merupakan jendela dunia. Apa hubungannya dengan judul di atas coba renungkan. ”judul diatas memiliki lima kata yang tersusun dengan rapi sehingga menjadi sebuah pertanyaan yang lagi happening di saat ini. Bahasa indonesia merupakan produk budaya, yang terkenal banyak negara-negara luar mempelajari bahasa indonesia. Produk dalam artian harfiahnya ialah kegiatan menghasilkan barang dan jasa dengan segala usaha sehingga membentuk sebuah karya. Ciri khas negara ini bahasa indonesia dan mengapa tidak ada ciri khas produk yang lain, yang lebih fenomenal seperti bahasa indonesia ini yang dibanggakan dari sabang sampai merauke, dari balita sampai kakek-kakek.
Ibu TITIEK PUSPA, artis dan bintang iklan sering melantunkan dalam sebuah iklan, pakailah produk indonesia, pakailah produk indonesia ”proses budaya atau adat kebiasaan masyarakat indonesia sekarang ini sudah berputar haluan, seiring berkembangnya zaman globalisasi, modernisasi, dan liberalisasi telah menjamur bagaikan serbuk gergaji yang tertiup oleh angin berhambur menyebar kedalam daging, membasahi setiap angan dan kiblat dari dari kesejatian manusia dalam mencari kehidupan yang berbeda, trendsetter menjadi poin penting untuk mengubah seni dalam bergerak menembus kehidupan yang mungkin masih tersisa akan rasa sosial yang mulai memudar.
Indonesia dengan luas negara dan kekayaan yang melimpah memiliki produk-produk yang belum tersentuh, atau masih dalam skala lokal pendistribusiannya baik di bidang seni, industri dan fashion. Kita lebih bangga dengan produk dari luar negri daripada produk dalam negri, itu memang kenyataanya sampai hari ini. Mengapa kita lupakan produk dalam negri sendiri, yang lebih aman dalam proses produksinya karena kebanyakan hasil dari hand made, lebih banyak menggunakan bahan organik. Dan memang perlu keterlibatan pemerintah dalam pengembangan produk-produk ini, antara lain :
Industri otomotif, ada mobil essemka karya anak SMK, SMKN 2 bandung membuat moving stage untuk memamerkan mobil ,dalam ajang shell eco-marathon asia berbagai universitas dan perguruan tinggi di indonesiamengembangkan mobil-mobil hemat energi dan ramah lingkungan.
Teknologi informasi, SMKN 1 LOSARANG Indramayu perakit komputer tablet, agate studio bandung pengembang game di fecebook, dan game online.
Fashion, chossy latu (the heritage indonesia) museum quartier pameran kain tenun yang sejajar dengan adi busana dunia, petersaydenim brand lokal (bandung) yang mendunia ke kawasan eropa, asia, dan amerika. Produk-produknya jeans, t-shirt dan berbagai aksesoris anak muda.
Fotografi, komunitas lubang jarum indonesia (KLJI)
Kesustraan, forum lingkar pena (flp)
Berbagai inovasi telah lahir, dari tangan anak-anak negri ini. Negri ini memang kaya sumber daya manusianya pun berkembang,hanya saja kita kebanyakan masih dalam posisi sebagai user dalam hal teknologi. Di atas hanyalah segelintir produk-produk yang sudah berkembang, dan masih banyak yang belum tersentuh atau masih lokal-lokal saja dalam pengembangannya, nah mengapa kita masih bangga dengan luar.
Mungkin saatnya kita bergerak menembus batas memperluas sayap-sayap sang garuda, masuk sebuah dimensi era ekonomi kreatif. Industri ini banyak di adopsi oleh negara-negara berkembang, ya tentu saja indonesia. Industri ini berasal dari kreativitas, keterampilan, serta bakat individu. Pemanfaatan untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi serta daya cipta individu tersebut, industri ini sudah diterapkan dari tahun 2006. dengan 14 subsektor, yakni periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, video, film, penerbitan, percetakan, permainan interaktif, musik, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan. sumber (artikel kompas:eny prihtiyani)
Tapi dalam perkembangan industri kreatif masih terhalang berbagai tembok besar yang melintang sebagai kendala yang dominan menggerogoti industri ini yaitu ;pertama, soal kendala pembajakan karya, rendahnya daya beli masyarakat membuat maraknya bajakan sehingga terjadi krisis kreativitas. Kedua masalah pembiayaan masih belum diakuinya aktivitas ekonomi kreatif, secara luas khususnya oleh perbankan membuat Pergerakan tanpa dukungan Modal Memadai. Minimnya modal memangkas kreativitas, produksi hanya berjalan sesuai pesanan saja. Ketiga penigkatan kemampuan sumber daya manusia pendidikan di bidang industri kreatif masih sangat kurang, padahal harusnya ekonomi kreatif ini menjadi tulang punggung perekonomian negara, karena banyak eksploitasi sumber daya alam oleh pihak luar. So, “kita Harus bergerak dengan memakai sumber daya manusianya yang kreatif”.
bagus banget... salam kenal ya... panduanmenarik.blogspot.com
ReplyDeletesalam kenal juga, terima kasih sudah berkunjung juga
Deleteterimakasih sudah berkunjung
ReplyDeleteinsyaallah mampir. . .happy blogging