Ciptagelar Kampung Budaya Sukabumi

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan nama baru untuk Kampung Ciptarasa. Artinya sejak tahun 2001, sekitar bulan Juli, Kampung Ciptarasa yang berasal dari Desa Sirnarasa melakukan "hijrah wangsit" ke Desa Sirnaresmi yang berjarak belasan kilometer. Di desa inilah, tepatnya di Kampung Sukamulya, Abah Anom atau Bapa Encup Sucipta sebagai puncak pimpinan kampung adat memberi nama Ciptagelar sebagai tempat pindahnya yang baru. Ciptagelar artinya terbuka atau pasrah. Kepindahan Kampung Ciptarasa ke kampung Ciptagelar lebih disebabkan karena "perintah leluhur" yang disebut wangsit. Wangsit ini diperoleh atau diterima oleh Abah Anom setelah melalui proses ritual beliau yang hasilnya tidak boleh tidak, mesti dilakukan.

Kampung Ciptagelar berada di wilayah Kampung Sukamulya Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Jarak Kampung Ciptagelar dari Desa Sirnaresmi 14 Km, dari kota kecamatan 27 Km, dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi 103 Km dan dari Bandung 203 Km ke arah Barat. Kampung Ciptagelar berada pada ketinggian 1.050 mtr Dpl , Kampung ini dikelilingi oleh gunung Suradil,Gunung Karacang dan Gunung Kendang, untuk menempuh Desa Adat Cipta Gelar harus menempuh jalan tanah menanjak dan berbatu sehingga kita memerlukan kendaraan 2gardan dengan ban yang agak tinggi untuk mobil van standart hanya bisa menempuh hingga desa Cipta Rasa kemudian disambung menggunakan Ojek Motor.

Selain Panorama Alam yang indah karena dikelilingi oleh pegunungan, udara dingin yang bersih dan kenyamanan suasana desa , Kampung Ciptagelar  ini kaya sekali dengan ritual atau upacara - upacara adat. Upacara tersebut merupakan Kebudayaan kasepuhan sunda diantaranya :

1. Ritual Ngaseuk : Ritual yang diselenggarakansebelum menanam padi, pada ritual ini di mulai dengan Ziara kemakam leluhur dan memohon izn pada Yang Maha Kuasa.

2. Ritual Sapeng  : Ritual yang dilakukan satu minggu setelah penanaman perdana padi, untuk memohon restu agar padi dapat tumbuh dengan baik.

3. Ritual Nyiram : Dilakukan pada saat padi akan keluar bunga supaya terhindar dari hama.

4. Ritual Sawean dilakukan setelah padi berbunga, dan memberikan pengobatan dengan tujuan agar padi selamat dan terisi.

5. Ritual Mipit Pare : dilakukan saat akan memotong padi disawah dengan memohon kepada sang penciptaagar diberi hasil panen yang banyak dan memohon izin kepada kepada leluhur untuk memotong padi.

6. Ritual Ngabukti : Upacara saat padi pertamakali ditumbuk dan dimasak.

7. Ritual Ponggokan : Satu minggu sebelum Serentaun yaitu baris kolot membahas besarnya pajak /jiwa.



8. Ritual SerenTaun : Puncak dari segala Acara kegiatan Kasepuhan yang dilakukan hanya di Kampung Gede sebagai pusat pemerintahan setiap tahun, pada ritual ini selalu banyak wisatawan dan media yang meliput bahkan ada kalangan pejabat negara baik daerah maupun pusat yang hadir. pada acara ini terlihat banyak kemeriahan karena seluruh tamu di disuguhkan dengan bermacam kesenian khas warga desa seperti Kesenian Dog lojor, Jipeng,Wayang Golek, Sinden, pencak silat dan debus. Pada acara ini ada prosesi penyimpanan padi di lumbung utama yang di kenal dengan Leuit si Jimat, disini padi disimpan sebagai cadangan.

Upacara-upacara tersebut hampir sama dengan upacara yang dilakukan oleh masyarakat daerah Jampang. Budaya sunda yang kental menjadikan Kampung Ciptagelar menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Sukabumi bukan hanya Turis domestik tetapi turis manca negarapun menilai inilah nilai tradisi yang harus dijaga dan dilestarikan. Hal ini terlihat dari banyaknya situs luar, yang me-review Kampung Ciptagelar.

sumber : disparbudJabar ciptagelar.org | Kompasiana imageciptagelar.org

0 Response to "Ciptagelar Kampung Budaya Sukabumi"

Post a Comment