Kecamatan Cibadak, kota kecil dengan dikelilingi desa-desa mandiri yang memiliki karakter
tersendiri dari tiap daerah. Yang ada dalam benak pembaca tentang Cibadak mungkin Nayor, Stasiun Kereta
Api, Terminal dan Pasar Cibadak, Pertokoan Labora, Gunung Walat, Angkot, Colt
mini, kemacetan, dan lain sebagainya. Asal mula daerah Cibadak, tingkat kebenarannya
belum tentu benar, menurut cerita versi orangtua jaman
dulu, nama Cibadak adalah bukan nama sembarang nama. Sama seperti kebanyakan
nama kota-kota kecil di daerah Jawa Barat yang memakai kata "Ci" yang
berarti Cai = air, daerah Cibadak pun dilewati beberapa sungai cukup besar dan
dalam. Sedangkan kata "badak" diambil dari hewan badak yang sekarang
hanya terdapat di Ujungkulon, Banten.
Zaman dahulu di beberapa tempat sebelum dijadikan sebagai
sebuah daerah, di Cibadak terdapat kubangan lumpur badak baik di sekitar sungai
maupun di tempat-tempat tertentu (ada yang mengatakan di sekitar sungai Leuwi
Goong dan daerah atas/stasiun kereta api). Badak-badak (species badak jawa) itu
sering membuat kubangan dari lumpur agar terbebas dari kutu dan parasit-parasit
yang menghisap darah badak. Dahulu kala, keadaan masih berupa hutan lebat
tropis yang ditumbuhi dengan pohon-pohon besar dan banyak sekali hewan liar.
Sampai kemudian mitos menceritakan daerah cibadak mulai dijadikan sebagai
tempat transit bagi orang-orang jaman kerajaan Pajajaran untuk menuju tempat
lain, karena orang jaman dulu mengikuti alur sungai dan gunung yang dijadikan
sebagai patokan jalan menuju tempat tujuan. Lama kelamaan cibadak sebagai
tempat transit mulai dimasuki peradaban manusia yang menyebabkan hewan-hewan
liar mulai punah karena tersisihkan dengan keberadaan manusia yang lalu lalang
dan menetap. Hewan-hewan tersisihkan itu meninggalkan Cibadak dan badak2 pun
menyisakan kubangan-kubangan yang berdiameter besar. Sehingga muncullah nama
CIBADAK.
Sampai suatu hari,Cibadak masuk dalam wilayah karesidenan Bogor karena
cibadak merupakan salah satu akses masuk yang tergolong ramai dilalui. Pada era
kolonial Belanda, pembangunan moderen mulai memasuki babak baru, rel kereta api
dibangun dari Bogor ke Sukabumi sebaliknya dan yang bisa buat kita takjub
karena jembatan kereta api melewati sungai jauh tinggi diatas permukaan sungai
dengan pemandangan tebing curam yang sangat indah, bangunan-bangunan Belanda
baik untuk pemerintahan maupun perdagangan mulai didirikan,termasuk
infrastruktur penunjang transportasi.
Jembatan-jembatan kualitas terbaik dibangun,contohnya adalah jembatan Leuwi
Goong yang sekarang masih berdiri kokoh, yang dihuni hewan biawak dan belut
besar. Mitos mengatakan dahulu dibawah jembatan Leuwi Goong kadang terdengar
suara Goong yang merupakan efek suara air deras yang menggema, jembatan lainnya
adalah jembatan Sekarwangi (yang sekarang sudah tak terpakai, tapi masih dapat
dilihat disebelah jembatan sekarwangi yang baru).
Cibadak pun digunakan sebagai daerah kewedanaan dimana dipimpin oleh
seorang Wedana sebagai pimpinan pemerintahan dengan kekuasaan hukum yang jelas.
Kantor-kantor pemerintahan dibangun, dari penegak hukum sampai gudang-gudang
bahan makanan dan bahan pokok termasuk sentra lumbung padi di daerah timur
(sekarwangi, karang tengah, dan terus sampai ke timur perbatasan). Tak kalah
sigapnya adalah bangunan tahanan bagi orang-orang hukuman, yang dijaga oleh
mandor-mandor yang menenteng Gobang (golok betawi yang berukuran sangat besar)
dipinggangnya. Pasca peralihan dari jaman kolonial menuju jaman kemerdekaan pun
tak terelakkan. Pada era peralihan ini, hukum dan peraturan masih sedikit
dipengaruhi hukum Belanda dan Kewedanaan, karena pemerintahan seutuhnya masih
dalam tahap belum stabil dan masih dalam penyesuaian-penyesuaian. Diperkirakan
pada era ini Nayor,transportasi kereta dengan dua roda ban mobil/ ban vespa
dengan ditarik kuda tunggal menjadi transportasi vital bagi masyarakat selain
becak yang bisa memuat beban dalam jumlah besar, untuk mengangkut orang dan
barang ke arah selatan (jalan ke pelabuhan ratu), maupun ke arah timur (ke arah
Cisaat). Sentra Nayor sendiri terdapat di beberapa titik, di antaranya adalah
Sekarwangi dan Leuwi Goong atau sering juga disebut Pojok,karena terdapat di
ujung batas timur kota Cibadak. Penulis belum tahu pasti lahirnya Nayor, tapi
apabila dilihat Nayor menggunakan ban mobil/vespa, dapat diasumsikan mungkin
Nayor lahir bersamaan dengan masuknya alat transportasi moderen bermesin. Dan
ban bekas dari mobil/vespa dipakai sebagai ban/roda Nayor. Pembaca mungkin
masih ingat Almarhum Mang Acun, kusir Nayor berkulit putih, berambut lurus, bermata
sipit dan berkacamata? Dengan kuda putihnya beliau dikenal sebagai sosok
karismatik, dekat dengan anak-anak, sering melucu dan langganan ibu-ibu.
Sekarang beliau sudah menjadi legenda Nayor Cibadak, almarhum meninggal dalam
menjalankan pekerjaannya sebagai kusir karena tertabrak kendaraan,
mudah-mudahan beliau selalu mendapatkan rahmat dari yang Maha Kuasa. Wagon (bus
¾ tipe berhidung), colt mini, kereta api dan elf adalah alat transportasi
sebelum muncul angkot dan bis modern.
LABORA Ya, Labora adalah tempat favorit nongkrong anak-anak sekolah SMA dari
kawasan sekitar Cibadak tahun 1980-an sampai sebelum tahun 2000-an biarpun asal
bisa jongkok depan pertokoan tapi serasa gaul apalagi kalau sampai ngabaso di
ojolali atau sampurno. Toko alat tulis, salon rambut dan kecantikan, kios
buah-buahan, toko pakaian, toko mainan, toko alat musik sampai kios masakan ibu
gendut, ayam goreng nusa sari, gado-gado, bakso Ojolali, Sampurno dll berjejer
rapi dengan tempat parkir memadai. Antusiasme masyarakat berbagai rentang usia
terhadap predikat bergengsi dari Labora menjadikan labora sebagai salah satu
tempat yang tak pernah tidur karena pada malam hari Labora dipenuhi gerobak
dorong penjual makanan, dari martabak, gorengan, putu mayang, ayam goreng kampung,
manisan candil,dll yang tiap ngabuburit puasa jadi pilihan utama buat cari
bahan tajil.
Mini Market/Toserba Pertama di Cibadak
Masih ingat dengan Tri M Paris, Berkah Baru,dan Irlin ? Itulah tiga mini
market pertama di Cibadak, berdiri sekitar awal dekade 90-an. Tri M dan Berkah
berada di Cibadak kota, sedangkan Irlin berada di Jalan Primer, arah ke
Pelabuhan Ratu. Pertokoan di Cibadak kebanyakan dimiliki etnis sunda, etnis arab, etnis
tionghoa,dan etnis padang.
Keadaan Alam Cibadak
Sepanjang daerah selatan, gunung Walat adalah pegunungan yang paling mudah
terlihat. Sejauh mata memandang,gunung Walat seakan membalas memandang kita.
Gunung Walat merupakan Sumber Daya Alam Bahan Tambang, Agribisnis dan
Pariwisata. Bahan utama semen, kapur, dan keramik dapat dengan mudah didapat.
Untuk agribisnis, IPB memiliki studi khusus terhadap potensi dari gunung walat
dan terus melakukan pengembangan dan untuk pariwisata, gunung walat dapat
dijadikan sebagai lahan hiking/naik gunung dimana di daerah tertentu masih terdapat
lahan hijau. Selain itu masih banyak misteri dan mitos dari gunung Walat yang
belum terjamah. Selain gunung walat, sisanya adalah dataran datar dan
bergelombang, dilewati alur sungai dari pegunungan sekitar sampai perbatasan
Cicantayan (timur), Nagrak (utara), Parungkuda (barat), Warungkiara (selatan).
CIBADAK MASA KINI Saat ini Cibadak masih merupakan salah satu kecamatan unggulan kabupaten
Sukabumi, karena : beberapa instansi terdapat di Cibadak diantaranya Kejaksaan
dan Pengadilan Negeri serta Rumah Sakit, pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat,
bidang pendidikan unggulan, dan daerah tujuan investasi karena cibadak menopang
geliat ekonomi bagi kecamatan-kecamatan disekitarnya.
Telah menjamurnya franchise mini market, ruko-ruko baru, bengkel dan dealer
kendaraan bermotor skala besar, toko-toko pakaian, pernak-pernik dan kuliner
ala Bandung, Bank-bank ternama, dan lain sebagainya menjadikan ciri Cibadak
kota wiraswasta mandiri.
Dalam bidang pendidikan Pesantren Al Bayan, SMUN 1 Cibadak, dan Al Ummah
Sekarwangi adalah beberapa contoh dari contoh-contoh sekolah bermutu lainnya di
Cibadak pada saat ini.
Lantas, dunia properti? Lebih pesat lagi, dimana developer2 perumahan mulai
membangun perumahan untuk berbagai kalangan seperti didepan kecamatan cibadak pembangunan Ruko dan tempat perbelanjaan.
Disatu sisi melaju pesat, disisi lain jauh tertinggal. Cibadak dan
sekitarnya tidak akan pernah tidur mengikuti tuntutan jaman, tapi apa yang Anda
rasakan sekarang di Cibadak?
- Industri pertanian dan perikanan yang meredup
- Iklim yang semakin panas
- Kemacetan parah di pusat kota
- Birokrasi pelayanan masyarakat yang “berbelit”
- Dan lain sebagainya.
Ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai warga Cibadak, kita tidak
bisa saling menyalahkan.
(friendster Cibadak,)
0 Response to "Kota Cibadak Sukabumi"
Post a Comment